ARTICLE AD BOX
loading...
Ahmed al-Rahawi tewas dibom Israel. Foto/X/@Kahlissee
SANAA - Kematian Ahmed al-Rahawi menandai eskalasi signifikan dalam perang Israel -Gaza nan telah melibatkan banyak kekuatan regional di Timur Tengah. Perang pejuang Syiah Houthi bakal makin intensif melawan Israel.
Ahmed al-Rahawi, perdana menteri pemerintah Yaman nan dipimpin Houthi di Sanaa, tewas pada hari Kamis (28/8/2025) dalam serangan udara Israel nan menghantam sebuah apartemen di ibu kota. Kematiannya menandai eskalasi signifikan dalam bentrok nan sedang berjalan nan telah melibatkan banyak kekuatan regional, mulai dari Iran dan Hizbullah hingga Israel dan Arab Saudi.
Siapa Ahmed al-Rahawi? PM Houthi Yaman nan Tewas Dibom Israel
1. Berasal dari Keluarkan Politik
Melansir Hindustan Times, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi lahir di Kegubernuran Abyan, Yaman selatan, dari suku al-Rahawi nan berpengaruh. Ayahnya, Ghaleb Nasser al-Rahawi, juga seorang tokoh politik sebelum dibunuh pada tahun 1970-an.
Berasal dari family politik, Ahmed al-Rahawi membuka jalan menuju pelayanan publik, di mana dia membangun reputasi sebagai pengurus nan pragmatis.
Baca Juga: Houthi Bersumpah Balas Dendam usai PM-nya Tewas Dibombardir Israel
2. Mampu Mengonsolidasikan Yaman
Sebelum meraih ketenaran nasional, al-Rahawi menjabat di beberapa posisi pemerintahan daerah. Ia menjabat sebagai kepala dan ketua Distrik Khanfar, kemudian wakil gubernur Al-Mahwit, dan kemudian Gubernur Kegubernuran Abyan. Peran-peran ini memberinya pengalaman dalam mengelola politik regional Yaman nan sangat terpecah-pecah.
Pada tahun 2019, al-Rahawi diangkat menjadi Dewan Politik Tertinggi, badan pemerintahan tertinggi di wilayah Yaman nan dikuasai Houthi. Kenaikan jabatannya mencerminkan tumbuhnya kepercayaan di dalam Houthi, nan telah mengkonsolidasikan kekuasaan di Yaman utara sejak menguasai Sanaa pada tahun 2014.
3. Berpihak pada Iran
Pada 10 Agustus 2024, al-Rahawi diangkat menjadi Perdana Menteri Pemerintahan Perubahan dan Pembangunan, nan dibentuk di bawah Dewan Politik Tertinggi. Pemerintahannya tidak diakui secara internasional, lantaran pemerintah resmi Yaman—yang didukung oleh Arab Saudi dan berkawan dengan kekuatan Barat—tetap berpusat di Aden.