ARTICLE AD BOX
Sabtu, 09 Agu 2025 21:45 WIB

Kupang, --
Keluarga mendiang Prada Lucky Chepril Saputra Namo, menuntut agar para pelaku alias senior di TNI AD nan melakukan penganiayaan dihukum mati. Keluarga juga meminta TNI tidak melindungi para pelaku.
"Saya hanya minta kasus ini diusut tuntas, terus dia punya pelaku dihukum mati, jangan dilindungi. Karena adik sudah tidak ada lagi," kata kakak Prada Lucky, Lusi Namo kepada wartawan usai mengikuti upacara pemakaman secara militer di TPU Kapadala Kupang, Sabtu (9/8) sore.
"Berharap pelaku jangan dilindungi mau dia pangkat tinggi alias apa saja," imbuhnya.
Dia mengatakan, apapun kesalahan nan dilakukan Prada Lucky semestinya hanya mendapat pembinaan bukan kudu menghilangkan nyawa. Ia pun meminta 20 orang pelaku penganiayaan tidak dilindungi.
"Saya hanya minta diusut tuntas, jangan dilindungi 20 orang (pelaku) itu apalagi (pelaku) nan pangkatnya paling tinggi," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Staf Brigif 21 Komodo, Letkol Inf. Bayu Sigit Dwi Untoro mengatakan saat ini kasus tersebut dalam proses dan telah diserahkan kepada Polisi Militer Angkatan Darat.
"Semua tetap dalam proses, semua sudah kita serahkan ke Denpom nan melakukan aktivitas penyelidikan," kata Letkol Bayu Sigit usai memimpin upacara militer pemakaman Prada Lucky.
Dia juga meminta agar semua pihak bisa bersabar lantaran proses penyelidikan sedang melangkah dan memerlukan waktu untuk mengungkap kasus kematian Prada Lucky untuk diselesaikan dengan tuntas.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) prajurit TNI Angkatan Darat nan bekerja di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo tewas diduga akibat alami penyiksaan nan dilakukan oleh seniornya di dalam pondok batalyon.
Prada Lucky meninggal bumi pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intesive Care Unit RSUD Aeramo, Nagekeo.
Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Kupang setelah dijemput oleh orangtua kandungnya ialah Serma Kristian Namo dan Ibunya Sepriana Paulina Mirpey pada Kamis (7/8).
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di rumah duka, usai ibadah pemakaman, jenazah pun diserahkan kepada TNI untuk dimakamkan secara dinas kemiliteran. Upacara militer dipimpin Kepala Staf Brigade Infanteri 21 Komodo, Letkol. Inf. Bayu Sigit Dwi Untoro.
(ely/dal)
[Gambas:Video CNN]