ARTICLE AD BOX
, Jakarta Timnas Indonesia, juga Persija Jakarta, punya banyak bek handal bermental baja di lini belakang. Satu di antaranya adalah Maman Abdurrahman.
Bagi pemuja setia timnas, apalagi Jakmania, Maman Abdurrahman tak sekadar bintang di masanya tapi juga melegenda hingga kini.
Ia terlihat mencolok. Dengan tinggi 174 centimeter dan postur atletis, original Jakarta kelahiran 12 Mei 1982 sosok petarung nan tak kenal takut.
Cedera demi cedera pernah dia alami, pulih dan kembali bertarung. Di usinya nan kian senja, 42 tahun, Maman Abdurrahman belum mau menepi.
Bersama Persija, dia pernah memenangkan liga teratas domestik, Liga 1 2018. Di tahun nan sama, Macan Kemayoran juga menyabet Piala Presiden.
Di Timnas Indonesia, dia bermain cukup lama, 2004–2010, dengan 29 caps. Torehan terbaik, runner-up Piala AFF 2010.
Yuk gabung channel whatsapp untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kenyang Pengalaman di Klub
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1290283/original/084279300_1468732154-_20160716NH_Benci_tapi_Rindu_persib_vs_Persija_08.jpg)
Tak hanya Persija, Maman Abdurrahman juga bagian dari sejarah gemilang sejumlah klub seperti Persijatim Solo, Persib Bandung, serta PSIS Semarang. Saat di PSIS-lah dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Indonesia 2006, sebuah pencapaian nan tak bakal pernah dia lupakan,
Terkait kebugaran dan eksistensinya di usia nan tak muda lagi, Maman Abdurrahman berbagi cerita via kanal YouTube GOAT besutan koleganya dulu di Persija, Greg Nwokolo.
Menurut Maman Abdurrahman, dia memang jenis nan suka menantang dirinya sendiri. Baginya, setiap kesempatan adalah target, meski tak selalu berhujung manis.
"Yang pasti, saya men-challenge diri saya sendiri. Saya punya tujuan, saya punya target. Ya, Alhamdulillah saya juara berbareng Persija. Terus saya mencoba nih kudu juara lagi berbareng Persija. Tapi di tahun berapa tuh kemarin Thomas Doll nyaris juara," kata Maman Abdurrahman.
Pengujung Karier di Liga 2
Di periode kariernya, Maman Abdurrahman pernah mengemban misi lainnya, membawa PSPS Pekanbaru, klub Liga 2, promosi ke Liga 1. Hanya saja, nasin baik tak berpihak. Tapi dia tetap bangga dengan semangatnya.
"Kemudian akhirnya saya pinah ke Liga 2. Di Liga 2 dengan usia nan saya nan nyaris 42 tahun waktu itu. Ya, saya punya sasaran saya pengin bawa tim ini lolos ke Liga 1. Setelah itu saya pensiun. Tapi akhirnya tidak sukses lantaran kalah di play-off," katanya.
"Yang paling krusial saya menghargai pekerjaan saya. Caranya, ya dengan latihan bentuk dan latihan semuanya termasuk latihan tambahan. Istirahat perlu diperhatikan, tidur cukup, kemudian juga pola makan kudu diperhatikan," pungkas Maman Abdurrahman.