ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), Kementerian Kebudayaan menggelar Pameran Filateli Konferensi Asia Afrika di Kantor Pos Asia Afrika, Bandung. Kegiatan ini merupakan kerjasama berbareng bersama PT Pos Indonesia, Perkumpulan Filatelis Indonesia, Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Komunikasi dan Digital.
Adapun aktivitas ini ditandai dengan peresmian dan penandatanganan Sampul Pameran Filateli Peringatan 70 Tahun KAA oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon disaksikan oleh para pejabat serta tamu undangan. Dalam sambutannya, Fadli menegaskan pentingnya peringatan 70 tahun KAA sebagai refleksi peran Indonesia di kancah dunia.
"Kita memperingati sebuah peristiwa besar: Konferensi Asia Afrika, di mana Indonesia nan baru sepuluh tahun merdeka saat itu, bisa tampil sebagai pemimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika," ungkap Fadli dalam keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).
Fadli mengungkapkan saat penyelenggaraan KAA, datang 29 negara dan melahirkan sebuah deklarasi nan disebut Dasa Sila Bandung nan menjadi fondasi bagi kerja sama antarnegara di Asia dan Afrika, perdamaian, penghormatan kepada kedaulatan setiap bangsa, serta memperjuangkan nasib negara-negara nan tetap berada dalam kolonialisme.
Menurutnya, semangat Bandung nan lahir dari KAA tetap relevan hingga hari ini. Ia pun menceritakan ketika menyambangi sejumlah negara di Asia dan Afrika serta negara lainnya.
"Bandung Spirit tetap terasa kuat, khususnya di negara-negara Asia dan Afrika. Semangat solidaritas dan perjuangan untuk kemerdekaan tetap hidup. Hari ini, kita tetap punya hutang sejarah, salah satunya kepada Palestina nan tetap berjuang untuk kemerdekaan," jelasnya.
Melalui pameran ini, Fadli membujuk masyarakat untuk memahami tentang filateli. Menurutnya, filateli bukan sekadar kegemaran alias perangkat surat-menyurat, melainkan juga bagian dari pengarsipan sejarah dan kedaulatan bangsa.
Fadli menambahkan, pameran ini dapat menjadi arena dalam mengenang semangat Bandung dan mengapresiasi peran filateli sebagai saksi bisu dinamika dunia.
"Prangko adalah ekspresi kedaulatan. Seperti halnya uang, prangko menjadi simbol identitas dan medium diplomasi budaya. Prangko juga menjadi suatu cermin budaya, politik, dan identitas bangsa sehingga dapat menjadi momentum kita semua dalam mengenang sejarah perjuangan bangsa, termasuk momen berhistoris seperti KAA ini," lanjutnya.
Pada kesempatan ini, Fadli juga mengapresiasi kerjasama antara Kementerian Kebudayaan, PT Pos Indonesia, organisasi filateli, serta seluruh stakeholder mengenai nan telah menghadirkan pameran ini.
"Dengan kehadiran prangko seri unik Konferensi Asia Afrika, kita tidak hanya mengenang peristiwa penting, tetapi juga menyampaikan pesan solidaritas dan persahabatan antarbangsa kepada bumi internasional," jelasnya.
Tak lupa, dia juga menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pameran filateli kali ini. Ia pun berambisi bakal ada lebih banyak generasi muda, siswa, mahasiswa, serta tokoh masyarakat nan mengenal sejarah melalui prangko. Fadli pun mengungkapkan kepemilikan koleksi foto original Konferensi Asia Afrika nan sekarang turut dipamerkan.
Dalam momentum peringatan 70 tahun KAA tahun 2025, Kementerian Kebudayaan juga meluncurkan sampul peringatan bertema 'Satu Sejarah, Beragam Budaya'. Selain itu, Kementerian Kebudayaan berbareng para sejarawan saat ini tengah menyiapkan kitab sejarah Indonesia dalam 10 jilid sebagai bingkisan menjelang 80 tahun Indonesia Merdeka.
"Sejarah ini sangat krusial lantaran menjadi fondasi dan dasar kita untuk menata diri hari ini dan ke depan," ungkapnya.
Sementara itu Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT. Pos Indonesia, Haris menuturkan pameran filateli 70 Tahun Konferensi Asia Afrika ini dapat menjadi jembatan lintas generasi dalam memperkenalkan kepada generasi muda.
"Prangko bukan sekedar perangkat pembayaran pos, melainkan sebuah jendela mini nan merekam budaya, sejarah, dan perjuangan bangsa-bangsa. Melalui pameran ini, kita pastikan bahwa bukti krusial sejarah ini bakal senantiasa menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia," pungkasnya.
Sebagai informasi, Pameran Filateli 70 Tahun KAA menghadirkan tiga golongan utama koleksi. Pertama, koleksi prangko dan benda-benda filateli mengenai penyelenggaraan KAA. Kedua, lebih dari 100 foto pengarsipan dari 203 foto koleksi Fadli Zon Library nan merekam perjalanan KAA.
Ketiga, literasi berupa buku, surat kabar, majalah, dan terbitan nan berasosiasi dengan KAA. Pameran ini terbuka untuk publik mulai tanggal 28 April hingga 3 Mei 2025. Melalui pameran ini, Kementerian Kebudayaan mau menyampaikan makna krusial sejarah Konferensi Asia Afrika dalam memperjuangkan perdamaian dunia, solidaritas bangsa, serta membangkitkan kesadaran generasi muda tentang nilai-nilai nan diperjuangkan 70 tahun lalu.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur Jasa Bisnis dan finansial PT. Pos Indonesia, Haris; Executive General Manager KCU Bandung PT. Pos Indonesia, M. Subhan; EVP Regional 3 Bandung, Hani Sartana; Ketua Kamar Dagang dan Industri Provinsi Jawa Barat, Almer Faiq Rusydi; Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Nuzrul Irwan Irawan; Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Asep Ramdhani; Kepala Museum Konferensi Asia Afrika; dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika (2019-2025), Al Busyra Basnur.
Turut datang dalam pembukaan pameran tersebut, Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah Tjahjani; Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; Staf Ahli Menteri Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma; serta jejeran Kementerian Kebudayaan.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini