ARTICLE AD BOX
Technoz, Jakarta - Pertamina melalui anak usahanya, Kilang Pertamina Internasional (KPI), menghadirkan inisiatif daya berkepanjangan di Provinsi Sumatera Selatan lewat program Desa Energi Berdikari (DEB). Program ini dijalankan di Desa Singapur, Kabupaten Lahat, serta Dusun Rantau Dedap, Kabupaten Muara Enim. Peluncuran perdana dilakukan secara simbolis pada Kamis (28/08) dengan kehadiran Vice President CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Rudi Arrifianto, Manager CSR & SMEPP Management KPI Edward Manaor Siahaan, beserta jejeran manajemen KPI.
"DEB Sumsel merupakan salah satu program unggulan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KPI nan selaras dengan kebijakan Pertamina dalam pemerataan akses daya dan pemberdayaan masyarakat," ujar Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani.
Di letak tersebut, Milla menyampaikan bahwa Pertamina menyiapkan lahan, fasilitas, serta solusi daya terbarukan berupa 5 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Inisiatif ini sekarang memberikan faedah langsung bagi lebih dari 167 rumah tangga alias sekitar 500 jiwa.
Tak hanya menghadirkan daya bersih, KPI juga berkomitmen mendorong penguatan ekonomi masyarakat. Di Desa Singapur, golongan pengelola kopi bisa meningkatkan nilai jual produk dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu per kilogram, dengan tambahan rata-rata pendapatan lebih dari Rp1 juta per bulan. Sementara itu, di Dusun Rantau Dedap, masyarakat sukses mengembangkan ekowisata Danau Deduhuk nan jumlah pengunjungnya meningkat dua kali lipat, sekaligus melahirkan produk turunan seperti donat kentang dan saribuah stroberi nan menambah sumber penghasilan.

Menurut Milla, DEB Sumsel menjadi bukti nyata kontribusi KPI dalam mendukung agenda keberlanjutan.
“KPI berkomitmen menghadirkan daya bersih nan terjangkau, sekaligus membuka kesempatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui DEB Sumsel, kami mau memastikan bahwa keberadaan daya turut mendorong kemandirian desa dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,” imbuh Milla.
Dalam implementasinya, Pertamina melalui Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) turut memberikan support teknis dalam pembangunan prasarana daya terbarukan serta training bagi masyarakat. Sementara itu, KPI berkedudukan sebagai pengelola wilayah sekaligus penyedia program di tingkat lokal. Peresmian program juga dirangkaikan dengan sejumlah kegiatan, antara lain training energi, panen kentang, penanaman stroberi, serta monitoring dan pertimbangan pemanfaatan akomodasi DEB.
Program ini sekaligus menjadi bentuk nyata penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) dalam operasional Pertamina Group. Melalui DEB Sumsel, KPI berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan), serta SDG 17 (Kemitraan).
Selain itu, inisiatif ini sejalan dengan agenda pembangunan nasional melalui Asta Cita, khususnya poin “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat wilayah dan desa” serta ”Memperkuat penyelarasan kehidupan nan selaras dengan lingkungan dan alam".
"Dengan terwujudnya DEB Sumsel 2025, KPI menegaskan perannya sebagai subholding nan tidak hanya menjalankan upaya kilang dan petrokimia, tetapi juga mengemban tanggung jawab sosial untuk daya berkelanjutan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan support pada agenda pembangunan nasional," tutupnya.