ARTICLE AD BOX
Technoz, Jakarta - Rupiah sebenarnya mempunyai kesempatan penguatan dalam perdagangan di pasar spot hari ini, seiring dengan sinyal penguatan di pasar valas offshore.
Terlebih, pergerakan imbal hasil investasi di AS juga melanjutkan penurunan dengan yield UST-10Y turun ke 4,383% pagi, semestinya memberikan ruang penguatan pada aset-aset di emerging market termasuk di Indonesia. Selisih yield investasi RI dengan AS sekarang melebar jadi 239 pedoman poin.
Namun, kesempatan penguatan rupiah mungkin bakal terbatasi oleh peningkatan sentimen risk-off sejurus dengan langkah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan memorandum nan memerintahkan komite pemerintah untuk membatasi investasi China di sektor teknologi, energi, dan industri strategis lainnya di AS. Pemerintah AS juga meminta Meksiko untuk memberlakukan tarif terhadap impor dari China.
Selain itu, ketegangan geopolitik juga meningkat di area Timur Tengah. Pemerintah AS memberlakukan pembatasan baru terhadap pialang, kapal, dan perseorangan nan dituduh terlibat dalam pengiriman terlarangan minyak mentah Iran.
Sanksi tersebut menargetkan 22 orang dan 13 kapal nan beraksi di beragam wilayah, termasuk Uni Emirat Arab, Hong Kong, India, dan China. Harga minyak naik lantaran sentimen tersebut.